Sabtu, 28 Februari 2009





program sederhana dengan manfaat ganda pada masyarakat

IBEKA – divisi biogas Bantul

Terletak di selatan kota Yogyakarta, tepatnya di dusun Tangkil, Muntuk, Dlingo, Bantul kami bekerja sama dengan masyarakat setempat mengadakan pendampingan tentang pemeliharaan sapi dan pemanfaatan limbah ternak. Dalam hal ini kami memanfaatkan limbah ternak (sapi) untuk kami rubah menjadi biogas dan pupuk kandang.

Program pendampingan kami mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat setempat maupun dari masyarakat sekitar. Terbukti dengan minat mereka untuk mempelajari tekhnik pemeliharaan sapi secara intensif dan pengaplikasian kotoran ternak untuk biogas. Walaupun dari segi pemeliharaan sapi masih terpengaruh dengan gaya tradisional tapi sedikit-demi sedikit kami sisipkan tekhnologi peternakan salah satu contohnya kami mengajak para pemelihara untuk menggunakan pakan awetan yang berasal dari jerami dan hijauan kering lainnya yang TDN-nya tidak kalah dengan hijauan segar atau yang lebih terkenal dengan system fermentasi/ tape jerami.

Ada sekitar 45 pemelihara (penggaduh) yang tergabung dalam sebuah wadah kelompok tani yang kami beri nama KELOMPOK TANI SUMBER BAROKAH. Dari ke -45 penggaduh kami upayakan untuk memahami beberapa acuan tentang teknologi peternakan salah stunya adalah pemanfaatan limbah ternak untuk biogas. Pada awalnya masyarakat hanya mengenyam hasil dari pembagian hasil penjualan pedhet. Dengan sistem pembagian 50:40:10 pemelihara:ibeka :kelompok tani.

Kami mengadakan pelatihan-pelatihan yang pada akhirnya msayarakatmampu memahami cara pengoperasian dan perawatan bio-digester. Untuk sementara ini ada 40 instalasi biogas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar harian 40 KK.

Ada beberapa manfaat dari biogas yang dirasakan oleh mastarakat. Masyarakat yang notabene mayoritas sebagai petani yang memanfaatkan pupuk-pupuk kimia sedikit demi sedikit mereka beralih untuk menggunakan pupuk hasil keluaran sisa biogas, walaupun pupuk kimia masih digunakan tapi porsinya sudah sedikit berkurang. Seringkali masyarakat mengeluhkan tentang sulitnya mencari minyak tanah atau gas LPG dan terbuangnya waktu untuk mencari kayu bakar, setelah ada biogas masyarakat tidak perlu membingungkan masalah-masalah bahan bakar rumah tangga. Hanya cukup mencampur kotoran sapi dengan air perbandingan 1: 1 dan memasukkannya ke digester masyarakat telah terpenuhi kebutuhan bahan bakar hariannya.

Beberapa tokoh masyarakat yang tergabung dalam kepengurusan kelompok tani menindak lanjuti keberhasilan mereka dalam pelatihan dengan menjembatani masyarakat di luar kelompok yang menginginkan instalasi biogas. Dengan hanya mengganti ongkos bahan dan ongkos penginstalan masyarakat di luar kelompok bisa ikut merasakan kemudahan tekhnologi biogas. Pembangkit yang kami gunakan cukup sederhana dan murah tanpa mengurangi efisiensi, hasil dan fungsi dari biogas itu sendiri. Kami menggunakan plastic untuk digester+gasholdernya dan untuk saluran gasnya kami menngunakan selang air biasa. Berikut kami tampilkan beberapa gambar proses awal penginstalan bio digester yang kami lakukan. Semoga bermanfaat.


MANUAL BIOGAS

Galian :


1. Siapkan galian untuk reaktor ukuran ± 5m3. Untuk plastik keliling 3 m digali lubang ukuran 1m x 1m x 7 m. Pastikan sisi inlet lebih tinggi daripada sisi outlet. Bersihkan lubang galian dari batu, akar dan benda tajam lainnya yang bisa merusak plastik


Plastik reaktor :


1. Siapkan plastik reaktor dengan dimensi (panjang) yang telah ditentukan. Untuk plastik lebar 1,5m ( keliling 3m ) digunakan panjang badan reaktor 7 m dan ditambahkan panjang 50 cm pada setiap ujung plastik untuk ikatan dengan pipa inlet dan pipa outlet. Total panjang plastik reaktor 9 m. Bila digunakan plastik 2 lapis, susun kedua plastik reaktor sesuai dengan fungsi masing-masing.

2. Tambahkan lubang untuk saluran pipa outlet gas dengan jarak ± 1m dari ujung ikatan inlet. Atur dan pasangkan susunan komponen outlet gas (male-female PVC, batang PVC ½” 15cm, akrilik, seal karet, mur-baut) pada lubang yang telah dibuat di plastik. Perkuat sambungan dengan lem.

3. Pasangkan pipa inlet dan outlet pada kedua ujung plastik reaktor. Susun lipatan plastik pada ikatan dengan rapi, susunan yang tidak rapi menciptakan sela-sela lipatan yang menyebabkan kebocoran ruang reaktor. Gunakan tali karet ban bekas dengan rapi dan tersusun menutup sambungan antara plastik dan pipa outlet/inlet PVC

4. Tutup saluran inlet dan saluran outlet gas dengan plastik sehingga ruang reaktor tertutup dan siap untuk digembungkan dari saluran outlet

5. Kembungkan plastik reaktor dengan bantuan plastik lain (bisa menggunakan plastik penampung gas) dengan cara menyambungkan plastik bantuan melalui pipa outlet. Kumpulkan / perangkap udara dalam plastik bantuan dengan menangkap udara terbuka dan salurkan ke dalam plastik reaktor hingga menggembung.

6. Ikat plastik bantuan sehingga udara yang menggelembungkan plastik reaktor tidak terlepas keluar.

7. Cek apakah ada kebocoran pada plastik reaktor. Tambal kebocoran bila ada menggunakan isolasi lakban.



Instalasi plastik reaktor di lubang galian :


1. Buat galian tambahan pada ujung galian utama untuk penempatan saluran inlet dan outlet

2. Angkat plastik reaktor yang telah menggembung ke dalam lubang galian. Sesuaikan bentuk dasar galian dengan bentuk melingkar dari dasar plastik, tambahkan tanah galian untuk mendapatkan bentuk melingkar dari dasar tabung plastik reaktor. Padatkan tanah dan rapikan.

3. Buat saluran inlet dan bak pengaduk slurry sesuai dengan kondisi di lingkungan, tambahkan pintu yang mengatur aliran slurry dan juga saringan

4. Masukkan starter ke dalam reaktor ( 25 liter ). Lanjutkan dengan pengisian slurry (campuran kotoran sapi dengan air 1:1 yang telah diaduk hingga encer) hingga mencapai ½ volume reaktor. Bila tidak tersedia slurry dalam jumlah banyak, dapat digantikan dengan air.

5. Kembungkan plastik reaktor yang telah terisi penuh slurry dengan menggunakan plastik bantuan sehingga diperoleh reaktor yang berbentuk tabung.

6. Atur kemiringan pipa outlet dan ketinggan ujungnya sehingga slurry otomatis akan keluar melalui pipa outlet saat slurry dimasukkan melalui pipa inlet

7. Tambahkan selokan / bak penampung buangan slurry pada ujung outlet


Instalasi pipa saluran gas :


1. Siapkan slang air yang digunakan sebagai pipa saluran gas sesuai dengan panjang yang dibutuhkan untuk menghubung­kan reaktor dengan tempat tabung plastik penampung.

2. Siapkan botol dan pipa T yang diperpanjang dengan pipa PVC ½“, rangkaian ini digunakan sebagai katup pengaman pada saluran gas.

3. Siapkan plastik penampung dengan volume ± 1,5m3, jangankan lupa tambahkan panjang untuk ikatan. Ikat kedua ujungnya sehingga udara tidak bisa keluar, pada salah satu ujungnya dipasang pipa yang diperpanjang dengan pipa PVC ½“ untuk saluran masuk gas.

4. Sambungkan slang ke ujung pipa outlet gas pada plastik reaktor dan ujung lain dengan botol katup pengaman. Gunakan lakban/selotip dan lem untuk memperkuat sambung­an slang dan pipa PVC ½“, begitu juga sambungkan slang antara botol pengaman dengan plastik penampung.

Lanjutkan dengan slang yang menghubungkan plastik penampung dengan kompor, jangan lupa tambahkan kran penutup saluran gas pada bagian ini.


Nyala pertama :

1. Tunggu ± 10 hari hingga plastik penampung terisi gas, buang gas pertama yang ada di plastik penampung hingga plastik penampung kempes.

2. Tunggu 1-2 hari hingga plastik penampung penuh kembali. Buka kran saluran gas pada kompor dan nyalakan. Bila tekanan gas kurang, dapat ditambahkan penambah tekanan pada plastik penampung misalnya dengan sistem beban (sesuai kondisi lapangan)

Perawatan :

1. Tambahkan slurry ke dalam reaktor secara teratur ± 125 liter per hari

2. Goyang-goyangkan tabung reaktor untuk mengaduk slurry dalam reaktor setiap 2-3 hari

3. Isi botol katup pengaman dengan air bila ketinggian air berkurang

4. Periksa slang dan seluruh saluran aliran gas bila ada kebocoran. Pindahkan air yang biasanya terkondensasi dalam slang saluran gas dengan cara mengalirkannya ke ujung slang di plastik reaktor atau ujung yang lain ( botol katup pengaman).

Sabtu, 31 Januari 2009